Dalam kegiatan
pariwisata pasti akan memberikan dampak bagi setiap kalangan yang
berkecinampung di dalam pariwisata. Seperti yang kita ketahui bersama, kegiatan
pariwisata dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi yang berkecinampung di dalam kegiatan pariwisata ini baik dari objek wisatanya, masyarakat sekitar maupun pemerintah daerahnya. Berikut beberapa dampak positif dan negatif dari kegiatan pariwisata.
Dampak positif dari pariwisata :
1.Pendapatan
Tetap
Pariwisata dapat
mendatangkan pendapatan tetap yang efeknya dapat berantai. Salah satunya adalah
terciptanya lapangan kerja untuk penduduk setempat. Selain itu, masyarakat
masih bisa memperoleh pendapatan melalui pengeluaran oleh wisatawan misalnya
cinderamata, makanan-minuman, penginapan, atau jasa pariwisata yang lain. Akan
tetapi perlu diingat bahwa masyarakat tidak bisa sepenuhnya menggantungkan
pendapatan mereka dari pariwisata. Pariwisata kondisinya sangat berfluktuatif
tergantung dari banyak hal diantarnya kondisi ekonomi dan faktor keamanan serta
kenyamanan. Banyak pekerjaan di sektor pariwisata juga merupakan pekerjaan
paruh waktu ataupun musiman, misalnya pemandu wisata akan ada pekerjaan jika
ada wisatawan.
2.Peningkatan
Pelayanan Untuk Masyarakat
Adanya sumber
pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pariwisata baik di dalam maupun luar
kawasan lindung dapat memperbaiki dan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Misalnya, masyarakat akan mampu mengakses pelayanan kesehatan
maupun pendidikan dengan lebih baik. Selain itu penerapan pajak ataupun
insentif dapat juga membantu proyek-proyek pembangunan di masyarakat. Pajak
dapat diperoleh dari iuran masuk kawasan ataupun konsesi penggunaan kawasan.
Proyek-proyek masyarakat dapat didanai dari kegiatan pariwisata berkelanjutan
ini seperti mendanai program sekolah yang sedang berjalan ataupun pembangunan
klinik kesehatan baru.
3.Penguatan
dan Pertukaran Budaya
Interaksi
dengan masyarakat lokal serta tradisi dan budayanya merupakan sesuatu yang
sangat berharga bagi wisatawan, inilah salah satu alasan mereka berwisata.
Begitupun sebaliknya bagi masyarakat lokal, dapat membangun rasa percaya diri
serta bangga terhadap kebudayaan mereka karena tradisi dan budayanya disukai
oleh wisatawan. Peran dan interkasi masyarakat lokal terhadap wisata dan
wisatawan merupakan nilai tambah bagi pariwisata. Namun, kesuksesan dari proses
interaktif ini tergantung kepada masyarakat lokal juga, bagaimana mereka
mengolah proses serta situasi yang ada. Kemahiran berbahasa (untuk wisatawan
asing) serta keramahan dan kehangatan sikap masyarakat lokal menjadi hal
penting untuk upaya ini.
4.Kesadaran
Masyarakat Terhadap Konservasi
Sudah
menjadi hal umum jika kita biasanya kurang mensyukuri dan manghargai lingkungan
sekitar kita. Hal ini dapat disebabkan karena tiap saat kita hidup didalamnya
sehingga kurang bisa melihat keindahan, keunikan dan nikmat yang ada. Meskipun
pada dasarnya kita dapat memahami kerumitan alam dan peran sumber daya yang ada
di sekitar kita. Ketika orang luar datang dan mengagumi lingkungan, budaya
serta tradisi kita maka akan timbul rasa bangga pada apa yang kita miliki dan
biasanya akan diikuti dengan upaya konservasi. Banyak dari kita kemudian
berusaha untuk melindungi daerah kita serta mengubah pola hidup yang dapat
merusak lingkungan, misalnya kita akan menjaga kebersihan lingkungan, mengelola
kualitas air serta mempelajari budaya dan tradisi kita.
Dampak negatif dari Pariwisata :
1.Rusaknya
Lingkungan
Berasal dari
jumlah dan perilaku wisatawan yang dapat mengganggu dan merusak kondisi
lingkungan setempat. Berkaitan erat dengan daya dukung lingkungan dan dapat
dikontrol dengan pemberlakuan manajemen pariwisata yang baik dengan menerapkan
batasan perubahan yang dapat diterima. Proses yang dipakai adalah adaptif
aktif. Selalu dapat melihat setiap perubahan yang terjadi dengan menetapkan
kriteria serta indikator yang disesuaikan dengan tujuan paradigma pariwisata
yang dibangun.
2.Ketidakstabilan
Ekonomi
Hal ini
membuat masyarakat rentan terhadap kondisi pariwisata yang fluktuatif. Sebagai
konsekuensinya, wisatawan dan masyarakat lokal dapat membayar harga yang lebih
tinggi untuk mendapatkan pelayanan, makanan-minuman, bahan bakar, penginapan
dll.
3.Kepadatan dan
Kenyamanan
Terlalu
banyaknya wisatawan akan mengganggu kenyamanan wisatawan itu sendiri dan juga
masyarakat yang hidup di daerah tersebut, terutama jika hal ini terjadi di
kawasan lindung.
4.Pembangunan
Berlebih
Pembangunan
pariwisata jika tidak dikontrol dengan baik dapat mengganggu kenyamanan dan
merusak lingkungan. Pembangunan dalam hal ini bisa dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu pembangunan yang terencana dan pembangunan yang tidak terencana.
Pembangunan terencana misalnya resort, hotel, dermaga, akses jalan dan
fasilitas pendukung wisata lainnya. Mereka sudah menempati ruang dan jumlah
tertentu. Pembangunan yang tidak terencana misalnya rumah-rumah pekerja
industri wisata. Pembangunan tidak terencana biasanya disebabkan oleh
masyakarat yang mencari pekerjaan di sektor wisata. Pembangunan ini seringkali
sewenang-wenang, tidak memperhatikan sanitasi dan kebersihan lingkungan
Sehingga
kerap muncul gubuk-gubuk kumuh dan liar di sekitar lokasi wisata.
5.Pengaturan
Dari Pihak Luar Yang Berlebihan
Meskipun hal
ini terlihat sebagai penilaian subjektif tapi hal ini juga telah menjadi pusat
perhatian para pemerhati kegiatan pariwisata. Pengusaha luar biasanya mempunyai
pengalaman serta sumber pendanaan yang lebih banyak. Seringkali dengan
pengalaman, pengetahuan serta kekuatan yang mereka miliki timbul kecenderungan
bahwa mereka akan mengatur kegiatan pariwisata dan dapat menekan orang lokal
atau menimbulkan kesan seolah-olah orang lokal hanya sebagai peran pembantu
saja. Hal ini akan berdampak tidak baik bagi kegiatan pariwisata itu sendiri
karena kegiatan pariwisata ini dapat dibenci dan tidak didukung orang
lokal. Diperlukan komunikasi yang baik dan pemerintah mempunyai peran besar
terhadap manajemen pariwisata di suatu kawasan lindung.
6.Kebocoran
Secara Ekonomi
Pajak dari
sektor pariwisata dapat “bocor” ke tempat atau daerah lain jika wisatawan lebih
memilih membeli barang ataupun memakai jasa-usaha yang dikelola oleh orang luar
(non lokal). Sebenarnya hal ini lumrah dan biasa terjadi di berbagai tempat
wisata dan kita juga tidak bisa menghindarinya. Hal yang perlu dipikirkan
kembali adalah membatasi kebocoran yang terjadi dengan pemberdayaan masyarakat
lokal. Untungnya, banyak wisatawan yang semakin sadar untuk membeli dan memakai
produk lokal jika mereka diberi kesempatan dengan catatan bahwa barang dan jasa
yang ditawarkan dapat bersaing dan bermutu bagus.
7.Perubahan
Budaya
Perubahan budaya yang terjadi di
masyarakat dapat bersifat positif dan negatif, tergantung dari mana kita
memandangnya. Bagaimanapun masyarakat biasanya tidak mampu atau tidak diberi
kesempatan untuk menentukan apakah mereka ingin berubah atau tidak. Perubahan
akan terjadi dengan begitu saja tanpa masyarakat menyadarinya. Bagi para wisatawan,
ada yang mengharapkan agar masyarakat tidak berubah tetapi bagi sebagian
wisatawan yang lain masyarakat merupakan target perubahan untuk dipengaruhi.
Dilihat dari masyarakat itu sendiri juga ada beberapa perspektif. Ada
masyarakat yang ingin menuju ke arah modernisasi, ada masyarakat yang ingin
mempertahankan gaya hidup serta budaya mereka tetapi ada juga masyarakat yang
tidak peduli dengan perubahan yang terjadi selama mereka dapat hidup layak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar