gus teja

Kamis, 16 Januari 2014

Pariwisata di Waktu Senggang



Pariwisata Dan Waktu Senggang.

            Pariwisata kita dewasa ini dengan tepat digambarkan sebagai “suatu masyarakat santai”. Pada negara-negara industri maju, jam kerja dibatasi sampai 40 jam per minggu dan kemajuan –kemajuan yang diraih sudah sedemikian rupa, sehingga memperkuat Pendapat Jean Faurastie yang optimis bahwa pada tahun 1995 akan menjadi kenyataan yakni jumlah jam kerja per minggu hanya 30 jam kerja. Tentu saja hal ini akan menimbulkan masalah pemanfaatan yang tepat akan waktu senggang, baik dalam produksi, dengan maksud untuk menghasilkan lebih banyak uang, maupun di dalam konsumsi dan khususnya konsumsi kebutuhan tersier (sektor saja).
Hal ini senantiasa menjadi masalah pilihan sendiri, yang bergantung pada tingkat kehidupan sosial ekonomi orang tersebut. Pada masyarakat pasca industri mendatang, tingkat hidup akan terus mningkat secara stabil dan agar mampu memperoleh cukup uang, guna belanja yang lebih banyak pada masa santai, seseorang harus bekerja lebih keras.
            Dengan demikian, kegiatan pariwisata menyediakan resep yang tepat, untuk mengatasi waktu senggang yang akan bertambah lama, bila peningkatan jam kerja diberlakukan di negara-negara industri. Tetapi pariwisata tidak dapat senantiasa dilakukan hanya pada hari-hari akhir pekan, meskipun ada kemajuan yang diperoleh dan dapat dicapai dengan alat angkutan yang lebih cepat. Kecendrungan melakukan perjalanan jarak jauh, yang telah dijelaskan, tidak dapat disalurkan, kecuali pada hari-hari libur yang telah diperpanjangkan waktunya, dengan kata lain perlunya menabung hari-hari libur dari masa cuti satu atau dua tahun.


Kegiatan Manusia Dan Hubungannya Dengan Waktu Senggang.

            Kehidupan manusia tampaknya terbagi 4 kelompok kegiatan utama :
  • Kegiatan mencari nafkah
  • Kegiatan memenuhi kebutuhan biologis
  • Kegiatan menunaikan tugas rumah tangga dan kegiatan sosial
  • Kegiatan waktu senggang.
Keempat kelompok kegiatan tidak terpisah satu dengan yang lainnya; namun bersambung bersama-sama oleh proses waktu.
  • ·      Kegiatan mencari nafkah ialah : semua kegiatan guna mendapat bayaran yang diperlukan seseorang untuk menghidupi dirinya. Kegiatan mengadaikan unsur pekerjaan pada kehidupan seseorang diperlukan dalam banyak hal. Waktu yang disedot untuk kegiatan demikian biasanya habis terpakai dan hasrat untuk rileks serta kebebasannya sangat kecil dirasakan.

            Pemenuhan tuntutan-tuntutan jabatan dan pekerjaan secara tuntas adalah anasir yang terpenting karena dengan begitu barulah seseorang memperoleh pendapatan yang diperlukan untuk hidup dan kemungkinan berpariwisata.

  • ·  Kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis: tiap oarang harus memuaskan kebutuhan jasmaninya, misalnya: makan, tidur, “ke-belakang”, dan lain-lain. Kegiatan ini menghabiskan waktu seseorang dan umumnya tercakup dalam waktu kerja karena kegiatan ini membuktikan kelanjutan kehidupan insani.
           
  • ·         Kegiatan penunaian tugas rumah tangga dan kegiatan sosial : sebagai kelompok kegiatan ketiga, maka kegiatan-kegiatan ini mencakup antara lain :
v  Tugas-tugas sehubungan dengan anggota keluarga dirumah;
v  Tugas-tugas yang berkaitan dengan kelompok masyarakat;
v  Tugas-tugas berbelanja harian.
   Pengertian “kebebasan” kelihatannya mungkin terlalu sumir pada kelompok kegiatan ini, tetapi kegiatan yang samar-samar adalah semu, karena hal itu menyatakan pembatasan-pembatasan yang dipaksakan atas kebebasan bertindak seseorang.


  • Waktu senggang: adalah waktu seseorang dalam keadaan bebas dari segala hambatanyang dapat dimanfaatkan atau dihabiskan sesuka hati seseorang; waktu senggang dapat dibagi dalam tiga bagian :

a.       Waktu senggang sesudah jam kerja, yang dapat dipakai berbagai selingan seperti : nonton tv, menghadiri konser, menonton drama, mendengar musik, menonton bioskop, kegiatan seni tari, main kartu, melakukan sport, atau membaca buku dan lain-lain. Inilah kesempatan yang baik untuk melepaskan diri dari kejenuhan tugas rutin.

b.       Waktu senggang akhir pekan, yang dapat digunakan untuk bepergian wisata jarak pendek misalnya:
ü  Kevila dipegunungan atau ditepi pantai atau menginap dihotel diluar kota didaerah pedalaman;
ü  Ketempat perkemahan, tempat caravan atau sejenisnya;
ü  Kepusat-pusat rekreasi perawatan kesehatan;
ü  Kekawasan sport dan club-club.
c.       Waktu sengang selama cuti, yang dapat diambil sekali, dua kali atau tiga kali selama setahun. Maka cuti berkisar rata-rata satu atau dua minngu sampai dengan empat minggu atau lebih. Inilah sama sesungguhnya berpariwisata guna dapat meluangkan ide “berleha-leha” selama melakukan perjalanan. Dan kegiatan selama cuti ini jualah yang umumya memberi andil dalam rangka perluasan fasilitas dan jasa-jasa wisata dimana-mana.

Tidak perlu dikatakan bahwa pemanfaatan waktu sengang untuk melakukan perjalanan wisata adalah cara terbaik untuk melemaskan otot dan saraf-saraf serta untuk merombak ritme rutin dalam kehidupan kerja sehari-hari. Juga tidak perlu diungkapkan bahwa pemanfaatan adalah langkah yang paling efektif dan paling singkat untuk mempelajari pola kehidupan bangsa-bangsa lain.
 


Tidak ada komentar: